Info kilasan – Xiaomi, raksasa teknologi asal China, semakin menunjukkan keseriusannya untuk terjun ke industri otomotif global dengan pengumuman terbaru mereka. Perusahaan yang dikenal luas karena produk elektronik konsumer ini baru saja mengumumkan bahwa mereka akan membangun pabrik mobil listrik kedua mereka di Beijing, China. Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar untuk memperluas pengaruhnya di pasar kendaraan listrik yang terus berkembang.
Pabrik mobil listrik kedua Xiaomi akan berlokasi di Distrik Yizhuang, yang berada tidak jauh dari fasilitas produksi pertama mereka. Xiaomi, melalui entitasnya Xiaomi Jingxi Technology, telah membeli sebidang lahan seluas 53 hektare untuk pembangunan pabrik ini. Berdasarkan informasi yang diterbitkan oleh Beijing Municipal Commission of Planning and Natural Resources, Xiaomi mengeluarkan dana sebesar 842 juta yuan, setara dengan sekitar Rp 1,9 triliun, hanya untuk akuisisi lahan tersebut.
Kendati demikian, hingga saat ini belum ada informasi resmi mengenai kapan pabrik ini akan mulai beroperasi. Namun, laporan dari laman CNEVPOST menyebutkan bahwa pembangunan pabrik sudah dimulai sejak 27 Juli lalu, dan pejabat setempat telah melakukan kunjungan resmi untuk memantau perkembangan proyek pada 31 Juli.
“Baca juga: Toyota Indonesia Tawarkan Suku Cadang Asli dengan Harga Miring”
Pabrik mobil listrik kedua direncanakan akan dibangun dalam dua fase. Setelah selesai, pabrik ini diharapkan dapat memproduksi hingga 300 ribu unit kendaraan listrik setiap tahunnya. Ini adalah langkah strategis untuk memenuhi tingginya permintaan kendaraan listrik dan memperkuat posisi Xiaomi di pasar otomotif.
Pada akhir 2021, Xiaomi telah menandatangani kontrak dengan otoritas Yizhuang untuk mengembangkan mobil listrik di lokasi ini. Pabrik baru ini akan memperluas kapasitas produksi, yang sebelumnya telah memiliki pabrik pertama mereka di Beijing.
Pabrik mobil listrik pertama Xiaomi, yang dikenal dengan nama Xiaomi Super Factory, telah mulai beroperasi dan memproduksi kendaraan listrik mereka yang pertama, yakni Xiaomi SU7. Pabrik ini dirancang untuk memproduksi 40 unit kendaraan per jam, atau satu unit setiap 76 detik. Ini merupakan pencapaian yang cukup signifikan untuk fasilitas produksi yang baru berdiri dan hanya memproduksi satu model kendaraan.
Semua jalur produksi di pabrik ini dikerjakan secara otomatis dengan dukungan perangkat pintar dan sekitar 700 robot yang tersebar di berbagai titik. Robot-robot ini melakukan berbagai tugas penting, termasuk inspeksi, instalasi, dan transportasi komponen kendaraan. Sebagai tambahan, sekitar 20 karyawan manusia terlibat dalam pengoperasian 381 robot di body shop dan delapan robot di workstation.
Robot-robot canggih ini bertugas melakukan berbagai pekerjaan, seperti melepas dan memasang pintu, mengencangkan baut, menyetel ulang engsel, serta mengganti kaca kendaraan. Teknologi otomasi yang diterapkan di pabrik ini menunjukkan komitmen Xiaomi untuk menerapkan standar produksi tinggi dan efisiensi maksimal dalam setiap tahap produksi kendaraan listrik mereka.
“Simak juga: Hyundai Catat Pesanan Mobil Mencapai 3.606 Unit di GIIAS 2024”
Dengan pembangunan pabrik kedua ini, Xiaomi menunjukkan bahwa mereka serius dalam memasuki dan berkompetisi di pasar mobil listrik global. Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi mereka sebagai pemain utama di industri otomotif. Tetapi juga mencerminkan visi jangka panjang mereka untuk berinovasi dan berkontribusi dalam transisi menuju kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Sebagai salah satu pemain baru di industri otomotif, Xiaomi menghadapi tantangan dan peluang besar. Namun, dengan dukungan investasi yang signifikan dan teknologi mutakhir. Mereka tampaknya siap untuk menghadapi persaingan dan menghadirkan produk-produk yang inovatif ke pasar.