Info kilasan – Sprinter Amerika Serikat Noah Lyles, yang merupakan salah satu atlet unggulan di Olimpiade Paris 2024, mengalami situasi yang penuh tantangan ketika dinyatakan positif COVID-19 di tengah kompetisi. Dengan segala kesulitan yang dihadapinya, Lyles tetap melanjutkan perlombaan lari 200 meter meski harus menghadapi kondisi kesehatan yang memburuk. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai keadaan kesehatan Lyles, tantangan yang dihadapinya, serta dampak dari kondisi tersebut terhadap karier dan kesehatannya.
Pada Selasa (6/8/2024), Noah Lyles dinyatakan positif COVID-19 setelah menjalani tes. Meskipun mendapat hasil positif, Lyles memutuskan untuk tetap mengikuti final lari 200 meter di Olimpiade Paris 2024. Hal ini menandai keputusan yang sangat berani di tengah situasi kesehatan yang tidak ideal.
“Baca juga: Kanker Rongga Mulut, Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan”
“Setelah evaluasi medis menyeluruh, Noah memutuskan untuk bertanding malam ini. Kami menghormati keputusannya dan akan terus memantau kondisinya dengan saksama,” kata juru bicara USA Track & Field (USATF). Keputusan tersebut menunjukkan tekad Lyles untuk tetap tampil meski kondisi fisiknya sedang terganggu.
Setelah perlombaan, Lyles terlihat keluar dari lintasan menggunakan kursi roda, menandakan betapa beratnya kondisi yang dihadapinya. Ia finis di posisi ketiga dengan catatan waktu 19,70 detik, sebuah pencapaian yang mengesankan mengingat tantangan kesehatan yang harus dihadapinya.
Noah Lyles mengungkapkan kondisi kesehatannya menjelang tes COVID-19. Ia mengalami gejala seperti menggigil, pegal-pegal, dan sakit tenggorokan. “Saya dinyatakan positif sekitar pukul 5 pagi pada hari Selasa. Saya terbangun dengan perasaan menggigil, pegal-pegal, dan sakit tenggorokan,” ungkap Lyles dalam wawancara yang dikutip dari laman TODAY.
Lebih lanjut, tim medis mengkhawatirkan kemungkinan Lyles mengalami bronkitis sebagai komplikasi dari infeksi COVID-19, terutama mengingat latar belakang medisnya. “Kemudian asma ikut memperburuknya, itulah ketakutan terbesarnya. Kekhawatiran terbesar mereka adalah saya terkena bronkitis karena kami tidak ingin sesuatu terinfeksi dan asma benar-benar mulai terbentuk,” kata Lyles. Jika komplikasi tersebut terjadi, ia mungkin harus dirawat di rumah sakit, sebuah kemungkinan yang tentunya menjadi perhatian besar bagi semua pihak yang terlibat.
Lyles sudah lama berjuang melawan asma yang parah sejak kecil. Untuk mengelola kondisi ini, ia telah menjalani perawatan nebulizer, yang melibatkan penggunaan obat asma aerosol melalui masker. Ibunya, Keisha Caine Bishop, berusaha keras untuk mengurangi pemicu serangan asma di rumah dengan menghilangkan debu, merobek karpet, dan mengurangi penggunaan tirai serta boneka binatang.
Selain pengobatan rutin, Lyles juga menjalani prosedur medis seperti pengangkatan adenoid dan amandel untuk membantu memperbaiki saluran pernapasannya. Upaya-upaya ini menunjukkan betapa seriusnya kondisi kesehatan yang dihadapinya, serta dedikasi keluarga untuk mendukungnya.
“Simak juga: Angel Di Maria Ancaman Pembunuhan, Batalkan ke Rosario”
Noah Lyles tidak hanya menghadapi tantangan fisik dengan asma dan COVID-19, tetapi juga berjuang melawan disleksia dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Disleksia adalah gangguan belajar yang dapat menghambat kemampuan membaca dan menulis, sedangkan ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi perhatian dan tingkat hiperaktivitas.
Lyles juga terbuka mengenai perjuangannya dengan depresi, yang muncul menjelang Olimpiade Tokyo 2020. Ia mengungkapkan, “Aku mengalami depresi menjelang Olimpiade Tokyo,” yang menunjukkan betapa beratnya beban mental yang harus ditanggungnya. Meski mulai mengkonsumsi obat antidepresan, Lyles menghentikan konsumsi tersebut sebagai bagian dari persiapan untuk Olimpiade Tokyo 2020.
Kondisi kesehatan Noah Lyles selama Olimpiade Paris 2024 menggambarkan ketahanan dan keberaniannya sebagai seorang atlet elit. Meski dinyatakan positif COVID-19 dan mengalami berbagai masalah kesehatan, Lyles tetap berusaha untuk memberikan performa terbaiknya di lintasan. Dengan dukungan medis dan keputusan yang tegas, ia berhasil mengatasi tantangan ini, meskipun harus menghadapi risiko kesehatan yang signifikan.
Cerita Lyles bukan hanya tentang pencapaian olahraga tetapi juga tentang perjuangan pribadi melawan berbagai kondisi medis. Kisahnya menginspirasi banyak orang untuk tetap berjuang dan menghadapi kesulitan dengan keberanian dan tekad. Ke depan, diharapkan Lyles dapat pulih sepenuhnya dan melanjutkan kariernya dengan kesehatan yang lebih baik serta pencapaian yang lebih gemilang.