Info kilasan – Hemofilia di Indonesia, sebuah kondisi langka namun serius yang ditandai dengan gangguan pembekuan darah. Masih menjadi tantangan besar dalam dunia medis Indonesia. Meskipun kasus hemofilia diperkirakan mencapai 27.000 di tanah air. Hanya sekitar 11 persen dari jumlah ini yang telah terdiagnosis secara resmi. Hal ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesadaran dan akses terhadap diagnosis yang tepat serta pengobatan yang optimal bagi para penderita hemofilia.
Menurut Dr. dr. Novie Amelia Chozie, SpA(K), Ketua ad interim Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI). Penanganan hemofilia di Indonesia masih jauh dari optimal. Banyak pasien baru didiagnosis setelah mengalami perdarahan berat, yang berpotensi meningkatkan risiko komplikasi serius seperti kecacatan bahkan kematian. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan dalam pendekatan preventif dan edukasi kepada masyarakat serta tenaga medis.
“Baca juga: Prilly Latuconsina, Transformasi Kesehatan dan Rahasia Dietnya”
Gejala-gejala hemofilia yang perlu diwaspadai antara lain cenderung mudah mengalami memar di permukaan kulit, perdarahan yang sulit berhenti, serta adanya darah pada urin dan feses. Kehadiran gejala-gejala ini harus menjadi perhatian serius bagi individu untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna evaluasi lebih lanjut.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan akses terhadap perawatan hemofilia. HMHI menggelar Kongres Nasional ke-7 dengan tema “Equitable Access for Improving Diagnosis and Optimal Hemophilia Care and Other Bleeding Disorders in Indonesia”. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas perawatan medis. Tetapi juga untuk memperluas jangkauan pemeriksaan dan pengobatan hemofilia di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di daerah yang masih kekurangan fasilitas medis.
Dr. dr. Elmi Ridar, SpA(K), Ketua Panitia Kongres Nasional HMHI, menegaskan pentingnya pemerataan akses dalam diagnosis dan perawatan hemofilia. Upaya ini melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, rumah sakit, dan industri farmasi, untuk memastikan bahwa setiap pasien hemofilia mendapatkan perawatan yang tepat waktu dan komprehensif.
“Simak juga: Daun Ketepeng, Khasiat dan Penggunaannya”
Perusahaan farmasi seperti PT Takeda Indonesia juga turut aktif dalam mendukung inisiatif peningkatan kualitas hidup pasien hemofilia di Indonesia. Melalui pendanaan dan akses terhadap obat-obatan inovatif. Mereka berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap pasien hemofilia dapat mengakses perawatan yang berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhannya.
Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gejala-gejala hemofilia dan meningkatkan akses terhadap perawatan yang tepat. Diharapkan dapat mengurangi angka komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup para penderita hemofilia di Indonesia. Langkah-langkah ini merupakan investasi dalam masa depan kesehatan masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan.