Info kilasan – Indonesia memiliki sekitar 12,5 juta pedagang pasar yang perlu dibekali dengan pemahaman digital. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) berkomitmen untuk mendorong adopsi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai metode pembayaran yang efisien di pasar tradisional. “Sebagian pedagang pasar, terutama di sektor nonpangan, sudah efektif menggunakan QRIS. Namun, sektor pangan seperti penjual ikan, sayur, dan daging masih perlu dorongan lebih,” ungkap Reynaldi Sarijowan, Kabid Infokom IKAPPI, dalam keterangannya pada Jumat (30/8/2024).
QRIS telah terbukti menjadi solusi pembayaran yang efisien dan hemat waktu di pasar nonpangan, seperti Pasar Tanah Abang. Namun, penerapan QRIS di pasar pangan menghadapi tantangan tersendiri. “Budaya tawar menawar yang kental di pasar tradisional sering kali sulit diintegrasikan dengan sistem pembayaran digital seperti QRIS,” jelas Reynaldi. Ia menambahkan bahwa belum ditemukan formula yang tepat untuk mengatasi beban biaya yang dibebankan kepada penjual dalam sistem QRIS.
“Baca juga: Erick Thohir Alokasikan Rp 3 Miliar untuk 20 Startup”
Sejak pandemi COVID-19, banyak pedagang telah beralih ke branding melalui aplikasi seperti WhatsApp. Meski demikian, literasi digital para pedagang masih perlu ditingkatkan. “Penting bagi pemerintah untuk berperan aktif dalam meningkatkan kemampuan digital pedagang pasar,” kata Reynaldi. Meskipun banyak pedagang, seperti di Pasar Tanah Abang dan Purwakarta, sudah menggunakan QRIS, masih ada kendala dalam proses penarikan saldo yang perlu diatasi.
Indra, Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC), mendukung penuh peningkatan literasi digital untuk UMKM, termasuk pedagang sektor pangan. “Digitalisasi transaksi keuangan adalah keharusan untuk semua pedagang. Kami juga berkomitmen untuk menyediakan dukungan melalui produk seperti Posku Lite,” ujarnya.
“Simak juga: Strategi Investasi Hyundai di Pasar Global 10 Tahun Mendatang”
TDC menawarkan berbagai layanan, termasuk pendampingan literasi keuangan, seminar digital marketing, dan insentif lainnya. Indra menekankan pentingnya pendidikan dan pendampingan konsultasi keuangan bagi UMKM, serta perlunya perusahaan yang menyediakan layanan ini untuk memenuhi standar internasional seperti ISO 9001:2015, ISO 37001:2016, dan ISO 27001:2022.
Penerapan QRIS di pasar tradisional menawarkan banyak potensi, namun juga menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam sektor pangan. Upaya untuk meningkatkan literasi digital di kalangan pedagang pasar, dukungan dari praktisi teknologi, dan peran aktif pemerintah akan menjadi kunci sukses dalam mewujudkan digitalisasi transaksi yang lebih luas di pasar tradisional Indonesia.