Info kilasan – Otoritas persaingan usaha Italia tengah menginvestigasi Dior dan Armani atas dugaan pelanggaran terhadap kondisi kerja pemasok mereka. Tuduhan ini mengemuka setelah laporan bahwa pekerja di pemasok-pemasok tersebut dibayar rendah dengan jam kerja yang panjang, melanggar klaim mereka tentang tanggung jawab sosial dan etika.
Investigasi ini tidak hanya membidik Armani dan Dior sebagai merek ternama, tetapi juga perusahaan-perusahaan di bawah naungan mereka di Grup LVMH. Otoritas telah menginspeksi beberapa pemasok mereka untuk memeriksa kepatuhan terhadap hukum terkait pemasaran dan penjualan produk fashion hingga aksesoris.
“Baca juga: Uang Pajak dan Penggunaannya oleh Pemerintah Indonesia”
Jika terbukti melanggar kode etik konsumen Italia, Armani dan Dior berisiko didenda hingga € 10 juta atau sekitar Rp 175,49 miliar. Sanksi ini mencerminkan seriusnya tuduhan terhadap eksploitasi buruh dalam rantai pasok mereka.
Industri fashion sering kali menjadi sorotan terkait praktik eksploitasi terhadap pekerja. Merek-merek mewah seperti Armani dan Dior, yang memegang standar harga tinggi, dipersepsikan memiliki proses produksi yang lebih unggul dan etis. Namun, penyelidikan ini menunjukkan kontras dengan klaim tersebut, dengan pekerja yang dipaksa bekerja dalam kondisi yang tidak memadai.
“Simak juga: Watermarking Teknologi Perlindungan Dokumen Vital”
Dior telah merespons tuduhan dengan mengecam praktik ilegal yang ditemukan di dua pemasoknya yang memproduksi barang-barang kulit untuk pria. Mereka menyatakan komitmennya untuk tidak bekerja dengan pemasok yang terlibat dalam praktik tersebut, serta siap untuk berkolaborasi dengan otoritas Italia.
Sementara itu, Armani membantah tuduhan dan menegaskan kesiapannya untuk bekerja sama dalam penyelidikan. Sambil menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak memiliki dasar yang kuat.
Kasus ini memperlihatkan tantangan yang dihadapi dalam menjaga etika produksi di industri fashion global. Sementara merek-merek seperti Dior dan Armani berusaha mempertahankan citra kesempurnaan dalam produk serta etika. Penyelidikan ini mengingatkan akan pentingnya transparansi dan kepatuhan dalam seluruh rantai pasokan mereka.