Info kilasan – Bank Dunia baru-baru ini mengeluarkan peringatan serius tentang risiko yang dihadapi oleh 108 negara, termasuk Indonesia, Tiongkok, India, Brasil, dan Afrika Selatan, yang terancam terjebak dalam apa yang dikenal sebagai “middle income trap” atau perangkap pendapatan menengah. Ini adalah fenomena di mana negara dengan pendapatan menengah kesulitan untuk melanjutkan pertumbuhan ekonomi mereka dan beralih menjadi negara berpendapatan tinggi.
Menurut laporan terbaru dari Bank Dunia yang berjudul World Development Report 2024: The Middle Income Trap. Tantangan yang dihadapi negara-negara ini jauh lebih kompleks dibandingkan dengan tantangan yang dihadapi oleh pendahulu mereka. Kepala Ekonom Bank Dunia, Indermit Gill, mengungkapkan bahwa “mereka (108 negara) menghadapi tantangan yang jauh lebih besar daripada pendahulu mereka dalam keluar dari perangkap pendapatan menengah.” Laporan ini menyoroti berbagai faktor yang dapat memperburuk situasi, seperti populasi yang menua dengan cepat, meningkatnya proteksionisme di negara-negara maju, dan kebutuhan mendesak untuk mempercepat transisi energi.
“Baca juga: Utang RI Tembus Rp 8.444 Triliun di Akhir Pemerintahan Jokowi”
Salah satu masalah utama adalah penggunaan strategi lama yang dianggap tidak efektif dalam mengatasi perangkap pendapatan menengah. Banyak negara terlalu bergantung pada investasi besar dan terlalu cepat berpindah ke inovasi tanpa landasan yang kuat. Indermit Gill menegaskan bahwa “terlalu banyak dari negara-negara ini mengandalkan strategi kuno untuk menjadi negara maju. Mereka terlalu lama bergantung hanya pada investasi dan mereka beralih terlalu dini ke inovasi.”
Untuk mengatasi masalah ini, Bank Dunia mengusulkan strategi tiga fase yang disebut strategi 3i, yaitu Investasi, Infusi, dan Inovasi. Strategi ini dirancang untuk membantu negara-negara berpendapatan menengah meningkatkan pendapatan per kapita mereka dan menghindari perangkap pendapatan menengah.
“Simak juga: eFishery Umumkan Pemutusan Hubungan Kerja”
Korea Selatan adalah contoh yang sangat berhasil dalam menerapkan strategi 3i. Pada tahun 1960, pendapatan per kapita Korea Selatan hanya sekitar US$ 1.200. Namun, berkat penerapan strategi 3i, pendapatan per kapita negara ini melonjak menjadi US$ 33.000 pada akhir 2023.
Bank Dunia memperkirakan bahwa Indonesia akan memerlukan waktu sekitar 70 tahun untuk mencapai pendapatan per kapita setara dengan negara maju. Bahkan, proyeksi ini menunjukkan bahwa pendapatan per kapita Indonesia akan tetap jauh di bawah seperempat dari pendapatan per kapita Amerika Serikat yang saat ini sekitar US$ 80.300. Dengan pendapatan per kapita Indonesia yang tercatat sekitar US$ 4.919,7 pada 2023, negara ini masih berada dalam kategori pendapatan menengah.
“Jika melihat tren saat ini, Tiongkok membutuhkan lebih dari 10 tahun untuk mencapai seperempat pendapatan per kapita AS. Indonesia hampir 70 tahun, dan India 75 tahun,” ujar laporan Bank Dunia.
Untuk menghindari perangkap pendapatan menengah dan mencapai status negara berpendapatan tinggi. Indonesia dan negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa perlu menerapkan strategi yang efektif dan berkelanjutan. Fokus pada investasi, infusi, dan inovasi akan menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan menghindari stagnasi. Penting bagi pemerintah dan pembuat kebijakan untuk menyadari tantangan ini dan bertindak dengan strategi yang tepat untuk memastikan masa depan ekonomi yang lebih cerah.