Qatar dan Arab Saudi merupakan dua negara paling berpengaruh di kawasan Teluk Arab, baik secara ekonomi maupun geopolitik.
Namun, jika bicara soal kekayaan per kapita, Qatar secara konsisten mengungguli Arab Saudi dengan selisih yang cukup mencolok.
Qatar adalah negara kecil dengan cadangan gas alam terbesar ketiga di dunia.
Kekayaan alam ini dikelola dengan efisien sehingga menghasilkan pendapatan tinggi bagi negara dan warga negaranya.
Hasilnya, pendapatan per kapita Qatar tercatat lebih dari USD 80.000, menjadikannya salah satu negara terkaya di dunia berdasarkan indikator tersebut.
“Baca Juga: Perodua Siap Rilis Mobil Listrik Pertama di Malaysia Tahun Ini”
Sementara itu, Arab Saudi tetap memiliki kekuatan ekonomi besar secara total, terutama karena luas wilayah dan populasi yang jauh lebih besar.
Negara ini juga merupakan eksportir minyak terbesar di dunia, dan tengah menjalankan transformasi ekonomi lewat program Vision 2030.
Meski begitu, pendapatan per kapita Arab Saudi hanya berada di kisaran USD 30.000–35.000, jauh di bawah Qatar.
Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan negara tidak selalu merata ke seluruh penduduk, terutama di negara dengan populasi besar.
Keunggulan Qatar juga terlihat dari indeks pembangunan manusia (IPM), layanan kesehatan, dan investasi global.
Mereka aktif mengelola dana kekayaan negara (sovereign wealth fund) untuk memastikan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Dengan kata lain, meski Arab Saudi lebih besar secara geografis dan politik, Qatar mampu menunjukkan performa ekonomi individu yang jauh lebih kuat dan stabil.
“Baca Juga: Minat Terhadap Tesla Cybertruck Menurun di Pasar Global”
Qatar dan Arab Saudi merupakan dua negara Teluk yang sama-sama kaya akan minyak dan gas alam. Namun, Qatar tampil sebagai negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di kawasan.
Pada 2025, pendapatan per kapita Qatar mencapai USD118.150 atau setara Rp1,8 miliar per tahun. Sementara Arab Saudi hanya mencatat USD71.370 atau sekitar Rp1,1 miliar.
Keunggulan ini menempatkan Qatar di posisi puncak negara terkaya per individu di Timur Tengah, bahkan mengalahkan Uni Emirat Arab.
Dengan jumlah penduduk hanya sekitar 2,9 juta jiwa dan cadangan gas alam cair sangat besar, Qatar mampu mendistribusikan kekayaan secara efisien kepada warganya.
Gas Alam dan Investasi Global Jadi Kunci Ketahanan Ekonomi Qatar
Sekitar 55 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Qatar berasal dari sektor minyak dan gas.
Namun, berbeda dari negara migas lain, Qatar mengelola kekayaannya secara terencana melalui lembaga Qatar Investment Authority (QIA).
QIA telah menanamkan investasi ratusan miliar dolar AS di berbagai negara, menjadikan Qatar kuat secara finansial dan tahan krisis.
Saat Qatar diembargo oleh tetangganya pada 2017, negara ini tetap stabil bahkan berkembang, dengan memperkuat pertanian dan memperluas hubungan dagang global.
Strategi Diplomasi Qatar Lebih Adaptif Dibandingkan Arab Saudi
Arab Saudi memilih jalur dominasi konservatif, sedangkan Qatar membangun citra sebagai negara kecil dengan diplomasi luwes dan pragmatis.
Qatar menjalin hubungan baik dengan Barat, namun juga bekerja sama dengan Iran di bidang energi, terutama di wilayah North Dome.
Qatar juga aktif di isu global dan menjadi tuan rumah berbagai forum internasional.
Sementara Saudi, meski memiliki rencana besar lewat Visi 2030, masih berjuang mengurangi ketergantungan terhadap sektor migas.
Qatar tak hanya kaya, tapi juga menunjukkan arah pembangunan yang jelas, menjadikannya lebih unggul secara strategis dibandingkan tetangganya.